right_side

Pengikut

About Me

Foto saya
Seorang akhwat yang selalu berusaha menuju kesempurnaan.

Celoteh


ShoutMix chat widget
In:

Cinta Allah

Akhir-akhir ini banyak banget hal yang bisa dijadikan alasan untuk kita mengeluh. Dari kasus video porno, kenaikan tarif tol (lagi), tabung gas meledak, n kenaikan bahan makanan. Semua itu menjadikan hidup terasa berat dan susah dicari jalan keluarnya. Belum lagi dengan adanya masalah-masalah pribadi yang lebih terasa dampaknya daripada masalah sosial seperti yang saya sebutkan tadi. Sekarang saya ingin mencoba membuka pikiran saya dan semoga bisa berpengaruh juga untuk yang membaca.

Setiap kita terbangun dari tidur, kita pasti sudah memikirkan apa yang kita butuhkan hari ini dan terkadang kita harus berhadapan dengan berbagai kendala untuk memenuhi kebutuhan tersebut, tapi taukah kalian bahwa Allah tau semua kebutuhan kita? bahkan yang tidak kita pikirkan sama sekali. Bagi para jombloers seperti saya, biasanya kita butuh seseorang yang selalu ada bersama kita, memperhatikan kita, menyayangi kita, memanjakan kita, dan lain-lain. Sadarkah kalian bahwa semua itu ada pada Allah?? Nabi Muhammad SAW pernah berkata bahwa Allah SWT sedekat urat leher kita dan itu memang benar. Allah SWT ada di setiap diri manusia. Sekarang masalahnya mengapa kita tidak dapat mencintai-Nya seperti kita mencintai pacar kita yang memiliki banyak kekurangan??

Satu alasan yang paling mendasar adalah karena cinta Allah SWT tidak begitu nyata bagi kita. Tidak seperti cinta yang ditunjukkan oleh seorang pacar atau orang tua kepada kita. Allah SWT tidak terlihat dan tidak dapat diajak curhat. Itulah pandangan bagi orang yang hanya memikirkan duniawi saja. Coba kita benahi sikap kita sedikit saja. Sedikit bisa mengontrol emosi dan sedikit membuka hati untuk hal-hal yang membuat kita baik bukan hanya membuat kita senang. Jika kita sudah bisa melakukan itu, maka percayalah cinta Allah SWT akan sangat terasa dan berkesan sepanjang hidup. Bahkan bila kita jomblo juga ga masalah karna kita punya Allah SWT di hati kita.

Maka dari itu, jangan selalu mengeluh. Jalani, nikmati, dan berhusnuzonlah, karna Allah SWT ga akan membiarkan hamba-Nya terus menderita. Kesenangan yang sesungguhnya berasal dari hati, bukan dari otak dan hal yang bisa kita pegang.

In:

It's enough

Kala hati sudah teguh untuk menunggu, tak ada sosok yang bisa menggantikannya. Semua kenangan aku pendam di dalam hati dan biarkan semua itu terjaga di tengah saran-saran teman yang ingin melihatku berdampingan. Kenangan yang hanya beberapa waktu, tak berkesan menurut orang namun menurutku tak ada yang bisa melakukan sesempurna dia. Tak sebanding memang dengan penantianku akan dirinya kembali padaku yang sudah bertahun-tahun. Berkali-kali kucoba mendekatinya namun selalu terpatahkan oleh wanita lain yang lebih baik dariku. Hanya sabar yang dapat kukecap.

Namun dunia ini begitu indah bila aku bisa menatapnya dari sudut yang benar. Begitu banyak hal yang lebih baik dari dirinya. Allah memang sudah menciptakan sosok yang tepat untukku dan aku harus bisa menerima bahwa sosok itu bukan dia. Saatnya mengakhiri penantian, membuka hati untuk sosok yang lebih baik, lebih nyata, dan lebih bisa mendekatkanku kepada Allah. Saatnya melihat orang-orang sekitar yang sudah benar-benar mencintaiku dan saatnya aku memberi kesempatan untuknya dan merasakan cintanya yang begitu tulus kepadaku. Insya Allah si mantan bisa terlupakan, amin. Sudah cukup aku bersabar menunggu hal yang ga jelas kelanjutannya.

In:

pilihan yang membimbangkan

Aduh, ga kerasa udah mau kelas 11 lagi aja nih. Alhamdulillah masuk IPA, sekarang tinggal mantepin jurusan biar bisa konsen dan fokus. Awal kelas 10 pengen jadi dokter, tapi kata orang dokter itu lama dan mahal biayanya, saya takut orang tua ga mampu. Saya mencari jurusan yang mepet-mepet ke dokter, yaitu farmasi, tapi cuma mentok di apoteker aja katanya, bener ga sih? Akhirnya ada lagi yang memberi saya pilihan untuk menggeluti dunia teknik kimia, kuliahnya normal, tapi bisa jadi peneliti katanya. Ada juga yang menyarankan saya masuk ke teknik perminyakan dan gas bumi, biar bisa kerja di pertamina atau chevron yang bisa dapet gaji besar katanya. Semua serba katanya, karna saya belum pernah mengalaminya. Benar-benar membingungkan.

Awalnya saya benar-benar niat untuk masuk ke fakultas farmasi aja deh yang mepet ke dokter. Sampai-sampai saya sudah membuat duet masa depan dengan teman sebangku saya yang pengen banget jadi dokter. (hahahahaha, segitu baru kelas 10 mikirnya udah jauh banget). Kemudian saya juga diberi motivasi dan referensi yang menurut saya pas dengan saya, dan saya sudah mantap masuk teknik kimia. Tapi, selalu saja ada permasalahan. Orang tua saya pengen saya masuk kedokteran UI atau paling tidak teknik perminyakan UI. Saya tidak diijinkan masuk ITB karna jauh dari Bogor katanya.

Benar-benar bimbang nih saya. Tapi dari dua pilihan yang diberikan orang tua saya, saya lebih tertarik untuk menjadi dokter setelah saya melihat para dokter yang dengan mudah mendapatkan kepingan uang berharga di rumah sakit. Belum lagi jika mereka buka praktek di rumah atau di apotek, hmmmmmmm makin kaya deh. Gimana ya? ah, masih kelas 11! jalani saja dulu pelajarannya dan pasti nanti timbul apa yang saya senangi. Semoga masa depan saya cerah deh dan bisa ngebanggain orang tua saya. Amin.

In:

Mereka

Baru aja saya ikut acara yang saya tunggu-tunggu, karena bayangan saya pasti itu menyenangkan. Saya rela jadi panitia yang mau ngurusin ini itu untuk acara tersebut walaupun saya tau itu ga ada untungnya buat saya, tapi demi kesenangan orang banyak, saya mah ikhlas n rela aja disuruh ngapain juga. Bayangan saya di acara itu indaaahhh banget, kebersamaan, kekompakan, lucu-lucuan, asik deh, tapi ternyata saya merasa lain.

Kalo dilihat sekilas memang semua anak merasa senang, alhamdulillah saya juga senang melihat mereka senang, tapi hati kecil saya ga bisa bilang kalo saya senang. Sedikit rasa sakit hati saya tahan di dalam hati dan saya tutupi dengan aktivitas dan tawa saya di depan mereka. Tujuan saya hanya satu, ga mau merusak suasana mereka yang sedang have fun dan menambah beban mereka. Ga peduli saya bakal sakit, ga peduli seberapa besar koin-koin yang saya keluarkan untuk mereka, tak peduli saya diperlakukan tidak layak, asalkan mereka senang, itu sudah terbayarkan.

Karna terlalu banyak yang saya pendam, entah mengapa semua itu pecah di depan mereka. Saya masih berusaha untuk bersembunyi dari keceriaan mereka agar mereka tetap bisa bersenang-senang. Sungguh ya Allah, itu semua berat tapi akhirnya saya bisa berhenti menangis karna saya tau Allah tidak akan membiarkan saya seperti ini terus. Allah selalu menemani saya. Butuh berhari-hari untuk mengobati sakit hati ini tapi saya yakin, saya bisa karna doa dan dukungan dari teman-teman saya. Terima kasih untuk semua yang sudah kalian lakukan kepada saya karna semua itu pasti membuat saya menjadi lebih sempurna, Amin.